Akses jalan raya satu-satunya yang menghubungkan Purworejo ke Borobudur Highland dan Glamping D’Loano yang dikelola Badan Otorita Borobudur (BOB) di Desa Sedayu, Kecamatan Bener, Purworejo tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Hal ini dipicu kerusakan jembatan Sedayu II yang beberapa titik muncul lubang karena rapuhnya kayu dasar jembatan.
Secara khusus, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purworejo melihat dari dekat keberadaan jembatan tersebut. Sebagai akses utama, kerusakan jembatan itu tentu menjadikan mobilitas masyarakat sangat terganggu dan harus segera dilakukan perbaikan.
Ketua Komisi II, Tunaryo mengungkapkan pihaknya memberikan perhatian khusus karena jembatan itu menjadi wajah Purworejo. Apalagi ada destinasi wisata milik BOB yang berada di wilayah Purworejo namun tidak bisa terjangkau dari Purworejo dengan roda empat.
“Dari pengamatan kami dilapangan, memang untuk mengatasinya tidak mudah. Tapi tetap bisa ditangani,” tutur Tunaryo.
Informasi dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Purworejo Suranto, Tunaryo mengatakan jika yang bisa melintas di jalan itu hanya kendaraan roda dua. Itupun harus ekstra hati-hati dan dari DPU PR sendiri menghimbau agar warga tidak menggunakan jembatan itu sebelum dilakukan penanganan.
“Sementara waktu akses roda empat menggunakan jalan desa. Tapi ini tentunya tidak bisa dilakukan berlama-lama karena kualitas jalan desa tentu berbeda dengan jalan yang memang untuk kelas jalan umum,” imbuh Tunaryo.
Menurutnya, jembatan itu sebenarnya akan ditangani di tahun 2021 ini menggunakan dana bantuan keuangan dari Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 3,5 miliar. Kondisinya juga ditingkatkan dari lebar yang ada saat ini 4 meter menjadi 7 meter. Namun hingga saat ini, kepastian penanganan belum ada bahkan kemungkinan diundur karena mengalami refokusing.
“Nah ini jadi masalah sendiri, karena kalau direfokusing berarti tidak bisa ditangani. Padahal harapan kami, jembatan itu bisa dilalui. Dan kami mendorong dilakukan penanganan darurat sehingga bisa digunakan,” tambahnya.
Saat berada di lapangan sendiri, Tunaryo mengaku jika DPU PR telah melangkah dan menyiapkan perbaikan menggunakan dana APBD Purworejo. Besarannya sekiar Rp 118.000.000 dan hanya digunakan untuk pemeliharaan saja agar jembatan bisa dilalui.
“Rencananya akan dilakukan penanganan segera. Ada beberapa bagian yang harus diperkuat lagi sebelum permukaan jembatan diaspal. Kami percaya DPU PR akan bisa melakukan dengan cepat dan baik,” tambahnya.
Kepala DPU PR Purworejo, Suranto mengaku jika kerusakan jembatan sudah terjadi beberapa waktu dan tidak bisa digunakan sama sekali di bulan Maret 2021. Pihaknya sebenarnya berharap alokasi anggaran akan turun. Namun kepastian turun itu tidak segera diperoleh, sementara proyek yang lain dengan sumber pendaaan yang sama sudah turun.
“Kita berharap sebenarnya nanti di perubahan bisa. Tapi jika memang harus diundur ya tidak masalah, sekarang kami fokus melakukan penanganan menggunakan dana dari APBD Purworejo,” tutur Suranto. (AL)