Ketua Komisi II DPRD Purworejo Tunaryo meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo menyediakan transportasi publik hingga menjangkau pelosok Kecamatan Kemiri. Kurangnya sarana transportasi itu kerap menyulitkan warga wilayah pelosok yang hendak beraktivitas.
Ketiadaan sarana itu juga yang menjadi salah satu alasan ketika warga Desa Gunung Teges Kecamatan Kemiri menolak kebijakan regruping atau penggabungan SDN Gunung Teges dengan SDN Sukogelap.
“Sarana transportasi umum sementara baru sampai di wilayah sekitar kecamatan saja, belum menjangkau jauh ke pelosok,” katanya.
Menurutnya, adalah hal wajar ketika para wali murid menoak penggabungan SDN Gunung Teges ke SDN Sukogelap beberapa waktu lalu. Wali murid khawatir dengan keamanan anak mereka ketika dilepas berangkat sekolah sendiri menuju SDN Sukogelap meskipun berjarak kurang dari 2 kilometer.
Pasalnya, terdapat bulak atau kawasan perkebunan dan hutan rakyat yang jauh dari permukiman penduduk di antara Desa Gunung Teges dan Sukogelap. “Tidak hanya bulak, ada juga jalan sempit dengan jurang di sisi kiri dan kanan. Sebenarnya butuh pengawasan ekstra ketika anak-anak melintasi wilayah itu,” tuturnya.
Padahal, kata Tunaryo, sebagian besar orang tua di Gunung Teges tidak bisa mengantar anak ke sekolah karena terbentur pekerjaan. “Mereka adalah buruh, atau kerja di luar desa dan harus berangkat kerja sebelum anak-anak pergi ke sekolah. Jadi, memang tidak sempat mengantar anak ke sekolah,” ucapnya.
Selain itu, transportasi publik yang menjangkau ke pelosok juga akan memudahkan aktivitas perekonomian warga. “Warga lebih mudah mengakses pasar dan ekoomi tentu lebih bergeliat,” katanya. (TM)