PURWOREJO – Polemik keberlanjutan pendidikan pembalap muda ajang FIM Junior GP dan Redbull Rookie Cup asal SMA Negeri 1 Purworejo, Fadhilah Arbi Aditama (17), mendapat perhatian dari DPRD Kabupaten Purworejo.
Secara khusus, DPRD memanggil pihak-pihak terkait untuk memediasi sekaligus menyelesaikan polemik tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung B DPRD Purworejo, Jumat (13/1).
RDP dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Dion Agasi Setiabudi bersama Wakil Ketua Komisi IV Muhammad Abdullah dan didampingisejumlah anggota Komisi IV.
Tampak hadir Arbi bersama kedua orang tuanya, Kepala SMA N 1 Purworejo Nur Aziz bersama Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan, Ketua KONI Purworejo Sumaryanto bersama pengurus, dan sejumlah Perwakilan Komite SMA N 1 Purworejo.
Dalam forum tersebut, masing-masing pihak memaparkan kronologi dan keterangan hingga munculnya polemik yang terjadi dalam beberapa terakhir. Pimpinan rapat juga memberikan kesempatan kepada Arbi untuk menyampaikan keinginan dan harapannya.
“Saya ingin bisa sekolah di SMA 1 sampai selesai, tapi juga tetap bisa mengkuti balapan,” kata Arbi.
Menanggapi berbagai keterangan yang disampaikan seluruh pihak, Ketua DPRD lalu menawarkan sejumlah opsi solusi. Seluruh pihak pun sepakat untuk mengakhiri polemik tersebut dengan saling memahami.
Pihak sekolah menyatakan akan tetap memberikan kesempatan kepada Arbi untuk melanjutkan pendidikannya dengan sejumlah kelonggaran. Sementara Arbi menyatakan bersedia untuk mengikuti aturan sekolah dan memperbaiki dalam hal pemenuhan tanggung jawab kewajiban sebagai siswa.
“Tadi sudah ada pemahaman dari pihak Arbi dan keluarga juga ke depan untuk bisa memperbaiki tanggung jawab sebagai siswa. Pihak sekolah juga ada pemahaman untuk ke depan memberikan kelonggaran kepada Mas Arbi,” kata Dion Agasi usai rapat berlangsung.
Menurut Dion, terjadi miss komunikasi atau kesalahpahaman dalam masalah ini. Pihak sekolah merasa Arbi tidak dapat melaksanakan kewajiban atau tanggung jawab akademiknya sebagai siswa, seperti kerap terlambat mengumpulkan tugas kedati telah diberi sejumlah kemudahan.
Sementara di sisi lain, Arbi merupakan atlet berprestasi yang tentu saja kesibukannya tidak dapat disamakan dengan siswa lain. “Harapannya ke depan komunikasi bisa berjalan dengan lebih baik,” terangnya.
Lebih lanjut Dion menyampaikan bahwa persoalan serupa dimungkinkan dapat terjadi di sekolah lain dengan melibatkan siswa yang memiliki telenta di bidang olahraga. Pihaknya menilai bahwa atlet, apalagi yang berprestasi harus diberi keleluasaan karena pasti memiliki jadwal yang berbeda. Pihak sekolah harus mendukung dan lebih memahami hal tersebut agar dunia olahraga di Purworejo dapat berkembang lebih maju lagi.
“Tidak ada pengeluaran, tidak dikeluarkan, sudah sepakat tidak ada dikeluarkan dan sebagainya. Jadi mas Arbi tetap melanjutkan di SMA Negeri 1, dan harapannya bisa menyelesaikan jenjang pendidikannya di SMA 1,” tandasnya.
Sementara terkait masalah Arbi ini, menurut Dion pihak sekolah menjamin tidak akan ada pengeluaran terhadap Arbi.