Di tengah dinamika dunia politik Kabupaten Purworejo, nama KH Akhmat Tawabi dikenal sebagai sosok politisi yang tidak hanya dikenal karena kiprahnya di DPRD, tetapi juga karena komitmennya terhadap kemajuan pendidikan agama dan kesejahteraan petani di daerahnya. Terpilih untuk kedua kalinya sebagai anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk Dapil IV yang meliputi Kecamatan Grabag, Kutoarjo, dan Butuh, Akhmat Tawabi membawa visi yang sangat jelas: mengabdi untuk masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan agama dan pertanian.
Lahir dan besar di Purworejo, Akhmat Tawabi, memiliki latar belakang pendidikan yang tidak biasa. Ia tidak menempuh pendidikan formal di sekolah umum, tetapi mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Lubang Lor dan Ringin Agung, Kediri, Jawa Timur. Pengalaman mendalam di pesantren inilah yang membentuk karakter dan pandangannya tentang kehidupan, agama, dan pendidikan. “Di pesantren, saya belajar banyak tentang agama dan kehidupan. Itu mengajarkan saya tentang pentingnya nilai-nilai keislaman yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya mengenang masa-masa belajarnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Akhmat Tawabi memulai perjalanan politiknya dengan aktif di organisasi kepemudaan. Sebagai anggota Ansor di usia muda, ia mulai mengasah kemampuan organisasinya. Hingga kini, ia masih aktif di dunia keagamaan dengan menjabat sebagai pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Butuh.
Salah satu fokus utama Akhmat Tawabi di dunia politik adalah memperjuangkan eksistensi madrasah diniyah dan pondok pesantren yang ada di Purworejo. Mengingat pengalaman pribadi di pesantren, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk memastikan lembaga-lembaga pendidikan agama ini mendapat perhatian yang layak. “Pondok pesantren dan madrasah diniyah adalah pilar penting dalam pendidikan agama di masyarakat. Saya ingin memastikan bahwa mereka tetap ada dan berkembang, karena mereka menjadi tempat yang sangat penting bagi generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai agama yang benar,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Selain pendidikan agama, Akhmat Tawabi juga memiliki perhatian besar terhadap sektor pertanian. Mengingat mayoritas penduduk di Dapil IV adalah petani, ia merasa perlu memberikan perhatian serius terhadap sektor ini. Masalah yang paling mendesak, menurutnya, adalah harga komoditas yang fluktuatif dan sulitnya akses petani terhadap sarana produksi yang lebih efisien. “Sebagian besar warga di sekitar saya adalah petani, dan saya tahu betul betapa kerasnya kehidupan mereka. Banyak persoalan yang harus dicari solusinya, seperti penyediaan pupuk yang terjangkau dan bantuan teknologi pertanian yang tepat guna,” katanya.
Tak hanya memiliki perhatian terhadap dunia pendidikan dan pertanian, Akhmat Tawabi juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Sebagai mantan Kepala Desa Kunir selama dua periode, ia terbiasa berinteraksi langsung dengan warganya. Pengalaman tersebut memberikan bekal yang sangat berharga dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. “Saya sudah terbiasa mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat. Hal itu sangat membantu saya dalam menjalankan tugas di DPRD, agar kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai seorang suami dari Imtihana dan ayah dari lima orang anak, Akhmat Tawabi selalu mengutamakan keluarga dalam setiap langkah hidupnya. Ia menilai, keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. “Keluarga adalah kekuatan saya. Saya bersyukur memiliki istri dan anak-anak yang selalu mendukung saya dalam segala hal,” tambahnya dengan senyum.
Di tengah kesibukannya sebagai politisi, Akhmat Tawabi tetap berusaha menjaga kedekatan dengan konstituennya. Ia sering terlibat dalam kegiatan sosial di desa, menghadiri pengajian, atau berdialog dengan warga di warung kopi. Keakraban ini membuatnya dikenal sebagai sosok yang tidak hanya berada di ruang rapat dewan, tetapi juga hadir di tengah masyarakat, mendengarkan langsung keluhan dan harapan mereka.
Bagi Akhmat Tawabi, politik adalah wadah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan sekadar sarana untuk meraih kekuasaan. “Politik bagi saya adalah cara untuk mengabdi. Saya ingin memastikan pendidikan agama berjalan dengan baik, petani mendapat perhatian yang layak, dan masyarakat di Dapil IV dapat merasakan manfaat nyata dari kebijakan yang kami ambil di DPRD,” tutupnya, menegaskan komitmennya untuk terus berjuang bagi kesejahteraan masyarakat Purworejo. (red)