Pemerintah Kolonial Belanda membangun gedung Hoogere Kweekschool (HKS) di Kota Purworejo pada tahun 1914. Bangunan bersejarah itu kini berubah menjadi SMAN 7 Purworejo.
Wakil DPRD Kabupaten Purworejo Kelik Susilo Ardani menyebutkan ada banyak hal menarik apabila berbicara tentang HKS Purworejo. “Belanda mendirikan tiga HKS di Indonesia, sebagai perwujudan dari Politik Etis atau Politik Balas Budi. HKS ada di Bandung, Magelang, dan Purworejo,” katanya.
HKS merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan luar biasa dalam mencerdaskan bangsa. HKS mendidik anak pribumi untuk bisa menjadi guru.
Tentunya, lanjut Kelik, guru pribumi tidak sekadar mengajarkan ilmu akademik saja. “Tapi lebih penting, mereka mengajarkan tentang nasionalisme. Membangun kecintaan anak didik pada masa perjuangan itu, untuk lebih mencintai Indonesia,” terangnya.
Bibit-bibit nasionalisme yang diturunkan dari para guru lulusan HKS itu, katanya, mengobarkan semangat perlawanan bangsa Indonesia. “Sehingga bisa merdeka pada 17 Agustus 1945,” ucapnya.
HKS Purworejo juga meluluskan tokoh bangsa. Salah satunya pahlawan nasional Otto Iskandar Dinata.
Selain itu, mendiang kakek Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga alumni HKS Purworejo. “Bahkan, ada informasi juga bahwa KH Ahmad Dahlan dulu pernah mengajar di HKS Purworejo,” tuturnya.
Berbagai catatan sejarah tentang HKS Purworejo itu, katanya, seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Purworejo. “Tapi saya berharap dari kebanggaan itu muncul keinginan untuk menjaga, tidak merusak, dan selalu siap untuk melestarikan,” tandasnya.(TM)