Ketua Komisi I DPRD Purworejo Luhur Tri Endro Sadewo secara resmi membuka kegiatan Purworejo Book Fair Purworejo Tahun 2022, di halaman gedung Layanan Perpustakaan Purworejo, Jum’at (18/11/2022).
Book Fair diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Purworejo, dalam rangka memperingati Gerakan Nasional Membaca.
Tampak hadir Bunda Literasi Hj Fatimah Verena Prihastiyari SE, Ketua Dharma Wanita Persatuan Hj Dra Erna Said Romadhon, Anggota Komisi I DPRD, Kepala DP3APMD Laksana Sakti AP MAP, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wasit Diono S.Sos, serta Forkopimcam Kutoarjo.
Endro mengungkapkan, pada tahun 2017 silam UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia menduduki urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yakni hanya 0,001 persen, yang berarti setiap seribu orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.
“Namun pada tahun 2021, Perpustakaan Nasional telah melakukan pemetaan kondisi kegemaran membaca di Indonesia. Lewat kajian kegemaran membaca masyarakat Indonesia yang mencakup 34 provinsi di Indonesia, nilai tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia pada 2021 mencapai angka 59,52,” ungkapnya.
Ia beraharp dengan kegiatan semacam ini minat literasi masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Purworejo akan semakin meningkat. Utamanya, kata Endro, generasi muda saat ini harus mulai kembali ditingkatkan minat literasinya. Ia optimis jika kegiatan Book Fair sering dilakukan bukan hal mustahil minat literasi anak muda Purworejo akan meningkat.
Dalam kesempatan lain juga mengapresiasi Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo yang berkembang sangat pesat dan terus memperbaiki diri untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang semakin baik kepada masyarakat.
Salah satunya dan sangat membanggakan telah dibangunnya gedung layanan perpustakaan, yang diresmikan oleh Kepala Perpustakaan Republik Indonesia beberapa waktu lalu.
“Kita wajib bersyukur, tidak semua kabupaten/kota mempunyai gedung perpustakaan, bahkan setingkat provinsi pun belum tentu punya. Mengingat perjuangan untuk membangun gedung yang mewah seperti sekarang ini membutuhkan perjuangan dan perjalanan waktu yang panjang tidak hanya 5-10 tahun, tapi berpuluh-puluh tahun,” ungkapnya. (AL)