Termotifasi Cerita Ketidakadilan
Cerita kesewenangan dan ketidakadilan rezim orde baru saat Rujiyanto kecil terus membekas di benaknya hingga ia beranjak dewasa. Puncaknya, sepulang kulian di IAIN Yogyakarta pada tahun 1997 Rujiyanto tertarik bergabung di barisan Mega Bintang sebagai bentuk pelampiasanya terhadap kekecewaanya yang selama ini ia pendam.
“Sebenarnya sejak tahun 1992, sebelum kuliah saya sudah ikut kegiatan PPP. Saat kuliahpun pilihan politik saya tidak berubah, yakni PPP. Bahkan tempat kos di Yogya jadi basecamp PPP,” tutur warga Bruno Rejo RT 2 RW 1 Kecamatan Bruno ini.
Gelombang reformasi dan pengaruh pergaulanya di Mega Bintang membawa pengembaraan politiknya melabuh ke PDIP. Pemilu 1999 dirinya memantapkan diri untuk maju pemilihan legislatif melalui PDIP dan terpilih sebagai anggota DPRD Purworejo 1999-2004.
Lelaki kelahiran Purworejo, 24 Juni 1968 ini kemudian pindah partai Demokrat pada tahun 2006. Pemilu 2009 dirinya maju lagi melalui partai Demokrat, dan akhirnya terpilih hingga sekarang. Pada pemilu 2019 lalu, ia berhasil memperoleh dukungan 3012 suara.
“Alhamdulillah ini keempat kalinya saya mendapat kepercayaan dari masyarakat. Semoga dapat melaksanakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab dan memberikan manfaat untuk masyarakat, khususnya konstituen saya di Dapil V,” kata suami dari Indriyanti ini.
Sarjana Agama Islam Fakultas Syariah ini mengaku, gemar berorganisai sejak muda. Semasa kuliah, dirinya sempat aktif di PMII. Ketika pulang, ia melanjutkan khidmat di GP Ansor dan menjabat sebagai Ketua PAC Bruno selama 10 tahun. Kini dirinya menjabat sebagai Wakil Tanfidz MWC NU Kecamatan Bruno. Bapak 2 anak ini mengaku selama karirnya di DPRD dirinya selalu mendapatkan tugas di Komisi D. “Dulu periode pertama tahun 1999 Komisi E, namun bidangnya sama yakni seputar pendidikan, kesehatan, sosial dan kemasyarakatan. Bagi saya, dapat membantu masyarakat sebagai anggota DPRD merupakan kepuasan batin yang luar biasa,” katanya.