Bagi masyarakat Purworejo, nama H. Budi Sunaryo sudah tidak asing lagi. Lelaki kelahiran Purworejo, 3 Juli 1976 ini, yang lebih akrab disapa Mbah Majir, telah lama berkecimpung dalam dunia politik dan pelayanan publik. Meski pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Purworejo pada Pilkada 2015 dan gagal meraih kursi, Mbah Majir tidak surut langkah. Sebaliknya, ia justru merasa pengalaman itu memberi banyak pelajaran dan memperkuat tekadnya untuk terus berjuang di panggung politik demi kemajuan daerah yang dicintainya.
Sebelum memasuki dunia legislatif, perjalanan politik Mbah Majir dimulai sejak ia dipercaya menjadi Kepala Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo, pada tahun 2006. Jabatan tersebut dipegangnya selama dua periode, hingga 2018. Di periode pertama kepemimpinannya, Mbah Majir berhasil meraih kepercayaan lebih luas, dengan terpilih menjadi Ketua Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Purworejo (Polosoro), sebuah organisasi yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan kesejahteraan para kepala desa dan perangkatnya di tingkat kabupaten.
Keberhasilannya tidak hanya terbatas pada tingkat lokal. Di tingkat provinsi, Mbah Majir juga menunjukkan kapasitas kepemimpinannya dengan terpilih sebagai Wakil Ketua Apdesi Jawa Tengah. Selain itu, ia juga aktif di organisasi kepemudaan, khususnya di PC Ansor Kabupaten Purworejo. “Organisasi ini penting untuk membangun solidaritas dan kebersamaan di kalangan pemuda. Saya merasa berkewajiban untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan untuk memperkuat hubungan antar warga,” ujar suami dari Meda Anjarwati ini.
Tahun 2019 menjadi titik balik dalam perjalanan politiknya. Mbah Majir mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Dapil Purworejo IV, yang meliputi Kecamatan Kutoarjo, Pituruh, Kemiri, dan Bruno, mewakili Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Walau pernah gagal di Pilkada, pengalaman politiknya yang panjang justru menjadikannya lebih matang dan siap menghadapi tantangan baru di kursi legislatif.
Bagi Mbah Majir, perjuangannya belum selesai. Meski telah banyak memberikan kontribusi di tingkat desa, ia merasa masih banyak persoalan yang perlu diperjuangkan, terutama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat desa. “SDM perangkat desa perlu ditingkatkan. Pemerintah daerah harus rutin mengadakan diklat bagi perangkat desa, menggunakan dana APBD, agar tidak ada kesenjangan antar desa,” tutur pria yang dikenal sebagai penghobi burung dan kolektor benda pusaka ini.
Menurutnya, peningkatan SDM sangat krusial untuk mencegah berbagai permasalahan administratif di desa, seperti laporan pertanggungjawaban dana desa yang sering terlambat dan berujung pada tertundanya pencairan dana desa berikutnya. “Salah satu keluhan yang sering muncul adalah soal pembuatan SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang ribet. Saya ingin mengusulkan agar SPJ untuk desa ini bisa disederhanakan, yang penting kualitasnya, bukan kuantitas bundelan kertasnya,” tambahnya.
Di balik semua kesibukannya, Mbah Majir dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan masyarakat. Ia selalu berusaha untuk mendengar keluh kesah warganya dan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan mereka. “Politik itu bukan hanya soal jabatan, tapi bagaimana kita bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui jalur DPRD, saya berharap bisa membawa perubahan yang lebih baik, terutama dalam hal pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat desa,” tuturnya penuh semangat.
Mbah Majir juga tidak lupa untuk terus mengingatkan pentingnya gotong royong dan kebersamaan dalam membangun desa. “Saya selalu percaya bahwa dengan kebersamaan, kita bisa mengatasi semua masalah. Saya ingin terus memperjuangkan Purworejo yang lebih maju, sejahtera, dan mandiri,” pungkasnya.
Dengan komitmennya yang kuat dan pengalaman politik yang luas, Mbah Majir terus berjuang untuk kemajuan Purworejo. Meski perjalanan politiknya penuh liku, ia tetap teguh dengan prinsipnya untuk selalu berada di garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Di balik setiap langkah politiknya, ada harapan untuk mewujudkan Purworejo yang lebih baik, lebih makmur, dan lebih sejahtera. (red