Tingginya harga pupuk dan semakin minimnya ketersediaan pupuk bersubsidi membuat sejumlah petani di wilayah Kabupaten Purworejo kelimpungan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi petani yang menjadi binaan dari Dwi Ari Susanto SH.
Dibawah binaa Dwi, para petani diajak mengalakkan program Ayo Do Ngingu. Program tersebut merupakan upaya untuk melepaskan ketergantungan para petani dari pupuk kimia dengan memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk organik.
Anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Fraksi NasDem ini cukup telaten membina para petani di wilayah daerah pemilihanya, Kecamatan Bayan dan Banyuurip. Melalui program yang digagasnya ini, lambat laun para petani mulai mampu mandiri dari penggunaan pupuk kimia.
“Jadi kami terjun di masyarakat sedang menggalakkan penggunaan pupuk organik, mekanismenya adalah kami mengajak masyarakat, khususnya kelompok tani untuk mengajukan bantuan ternak,” kata Dwi.
Dwi memfasilitasi kebutuhan kelompok untuk mendapatkan bantuan ternak, baik melalui aspirasinya maupun melalui program-program pemerintah daerah. Hasil dari bantuan ternak yang didapat oleh kelompok dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dan yang pasti, kata Dwi, hasil kotoran ternak itu kemudian diolah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak ini yang kemudian dimanfaatkan petani sebagai pengganti pupuk kimia.
“Hasil dari kotoran ini dimanfaatkan sebagai subsidi silang dari pupuk kimia. Apalagi saat ini untuk mendapatkan pupuk saja petani sangat kesulitan,” katanya.
Melaui program ini Dwi ingin sedikit memberi seumbangsih solusi kepada para petani yang kerap kesulitan mendapatkan pupuk, utamanya saat proses tanam ke dua.
Tahun 2023, lanjut Dwi, program Ayo Do Ngingu akan terus digarap menyasar wilayah-wilayah yang belum tersentuh. Dengan program sederhananya ini Ia berharap para petani mampu benar-benar lepas dari ketergantungan penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik. (AL)