Pemahaman generasi muda khususnya mereka yang tergolong Generasi Z (Gen Z) dan Gen Alpha terhadap sejarah lokal belum maksimal. Anggota Komisi IV DPRD Purworejo Dwi Ari Susanto meminta para generasi muda itu untuk tidak buta sejarah.
Menurut Dwi, Gen Z dan Aplha merupakan generasi penerus bangsa. Gen Z merupakan manusia yang lahir antara tahun 1996-2009 dan Gen Aplha mulai tahun 2010. “Mereka akan meneruskan kepemimpinan bangsa, jika tidak paham dengan akar sejarahnya, bagaimana mereka membangun bangsa ini,” katanya.
Menurutnya, usaha memahamkan sejarah dan budaya lokal terhadap Gen Z dan Alpha menjadi tantangan tersendiri. Sebab mereka sudah sangat ramah dengan teknologi informasi yang menyediakan berbagai konten untuk digunakan.
“Sebenarnya hal mudah, mereka diberi pemahaman sejarah lokal menggunakan konten yang menarik. Tapi pertanyaannya, seberapa banyak konten sejarah menarik yang tersebar di dunia maya?” terangnya.
Dikatakan, konten-konten edukatif tersebut masih belum tersedia secara masif di kanal digital. “Pastinya tidak sebanyak konten tentang gaming, film Korea, atau tempat-tempat yang Instagramable,” ungkapnya.
Dwi berharap para generasi muda yang kini rata-rata berusia belasan hingga 20-an tahun itu tetap mau belajar sejarah. “Ada banyak hal menarik jika belajar sejarah, kita jadi tahu asal usul kita, daerah, atau bangsa. Jika dipahami lebih lanjut pengetahuan itu akan menumbuhkan rasa bangga kita terhadap tanah air,” tandasnya.(TM)