Pengembangan wisata berkonsep Special Interest Tourism (Pariwisata Minat Khusus) berbasis integrasi layak diterapkan di wilayah Desa Guntur Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Selain terdapat bendungan tertinggi se-Indonesia yang bakal menjadi magnet wisatawan, wilayah tersebut juga memiliki aneka potensi wisata pendukung.
Hal itu menjadi salah satu catatan hasil Uji Paket Wisata yang dilakukan oleh tim dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) bersama belasan peserta yang berasal dari perwakilan HPI, FK Desa Wisata, akademisi, praktisi Desa Wisata Institute Yogyakarta, Genpi, dan awak media pada Rabu (7/12).
Uji paket wisata juga dikuti langsung oleh Anggota DPRD Kabupaten Purworejo Dapil VI, yakni Muhamad Abdullah dan Nurul Komariyah. Selama sehari, tim mendatangi langsung sejumlah aktivitas warga dan lokasi wisata, khususnya di Dusun kalipancer Desa Guntur. Mulai dari produksi kuliner berbahan Temu Lawak, centra kerajinan bambu, hingga objek wisata alam Sumber Mata Air Kalipancer dan Bukit Seribu Besek.
Melihat sejumlah potensi tersebut, Muhamad Abdullah menilai sangat besar kemungkinan Desa Guntur menjadi sebuah kawasan wisata terpadu yang menyuguhkan aneka destinasi.
“Meskipun tidak sebesar kawasan BOB, tetapi sangat besar kemungkinan dibangun sebuah kawasan wisata di sekitar bendungan. Karena para wisatawan itu kan butuh suasana alam yang berbeda dari destinasi lain dan di sini tersedia,” katanya.
Menurutnya, Desa Guntur yang kini menjadi lokasi pembangunan PSN Bendungan Bener terletak pada jalur strategis di antara Segitiga Emas Destinasi Wisata Bali Baru, khususnya Borobudur, dan Dieng.
“Jadi harus bisa menangkap peluang. Ini harus bisa dimulai dengan kesiapan SDM pengelola wisata yang baik,” sebutnya.
Karena itu, pihaknya mendorong agar masyarakat, terutama generasi muda, mampu mengelola pariwisata secara serius dan membuatnya dalam satu paket yang menarik. Paket wisata tersebut harus dilengkapi pendukungnya yang memiliki keunikan, seperti kuliner khas desa, kesenian, dan kerajinan tanpa meninggalkan daya tarik wisata kekinian.
“Pada tahun 2022 ini kami (DPRD) bersama Dinporapar memberikan pendampingan secara intensif, mulai dari pelatihan-pelatihan hingga menghubungkan dengan pelaku usaha dan wisata. Harapannya nanti bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” tandasnya.
Kabid Pemasaran Pariwisata, Sumber Daya Pariwisata, dan Ekraf Dinporapar Kabupaten Purworejo, Endah Hana Rosanti, menyebut Uji Paket Wisata kali ini merupakan tindak lanjut dari pendampingan pengelolaan pariwisata yang menjadi program pokok pikiran (Pokir) DPRD sejak sekitar bulan Mei 2022.