Berliando Luthfi Zulfikar SPSi, atau akrab disapa Nando, adalah sosok politisi muda yang baru saja terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai anggota DPRD Kabupaten Purworejo dari Partai Amanat Nasional (PAN). Lahir di Purworejo pada 20 Juni 1997, Nando dikenal sebagai anggota DPRD termuda untuk periode 2019-2024. Kini, ia juga diberi amanah besar sebagai Ketua DPC PAN Kabupaten Purworejo. Dengan semangat membara, ia bertekad untuk memperjuangkan hak-hak kaum millenial serta mengatasi berbagai persoalan yang masih dihadapi warga di wilayahnya, terutama di Dapil Purworejo V yang meliputi Kecamatan Kemiri, Pituruh, dan Bruno.
Sebagai alumnus Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, perjalanan Nando di dunia organisasi dimulai sejak masa kuliah. Pengalaman organisasi yang kaya di kampus membentuknya menjadi pemimpin yang tangguh. Ia menjabat sebagai Sekretaris Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FPSB, Ketua Kader Muda Lembaga Eksekutif Mahasiswa FPSB, dan Staf Ahli Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa UII. “Pengalaman organisasi ini mengajarkan saya banyak hal, terutama dalam membangun jaringan, komunikasi, dan kepemimpinan yang baik,” ungkap Nando yang beralamat RT 1 RW 2 Desa Kerep Kecamatan Kemiri tersebut.
Sebagai seorang politisi muda, Nando membawa visi dan misi yang segar, dengan fokus utama pada peningkatan kesejahteraan kaum millenial. Dengan latar belakang pendidikan psikologi, ia memiliki perhatian besar terhadap masalah sosial yang dialami generasi muda, terutama terkait dengan kemiskinan, kesempatan kerja, dan akses pendidikan. “Tingkat kemiskinan di Kecamatan Kemiri, Pituruh, dan Bruno masih relatif tinggi. Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan. Saya juga ingin memperjuangkan hak-hak pemuda yang belum terpenuhi dengan baik di Kabupaten Purworejo,” jelasnya.
Salah satu masalah yang menurut Nando perlu perhatian serius adalah bagaimana mengoptimalkan potensi kaum millenial yang jumlahnya cukup besar namun masih kurang diberdayakan. “Kaum millenial adalah aset berharga bagi Purworejo, tetapi mereka masih menghadapi banyak tantangan. Saya ingin memastikan mereka mendapatkan akses yang lebih baik dalam hal pendidikan, pelatihan keterampilan, dan peluang kerja yang memadai,” tambahnya.
Motto hidup Nando, “Leaden ist lijiden”, yang dalam bahasa Indonesia berarti “memimpin adalah menderita” menurutnya adalah filosofi yang harus diterapkan dalam setiap langkah politik yang diambil. Bagi Nando, kepemimpinan bukan hanya tentang kekuasaan atau kedudukan, tetapi tentang pengorbanan untuk kepentingan rakyat. “Memimpin berarti siap berkorban. Saya ingin menjalani amanah ini dengan penuh tanggung jawab dan membawa perubahan yang nyata bagi masyarakat,” tegasnya. (red)