Kabupaten Purworejo masih dihantui masalah buang air besar (BAB) sembarangan. Tidak sedikit masyarakat yang masih meremehkan pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak BAB sembarangan.
Hal ini diakui oleh anggota DPRD Komisi III Mustqim. Ia menuturkan bahwa hingga kini masih segelintir desa di Kabupaten Purworejo yang memperoleh predikat Open Defecation Free (ODF). Perilaku masyarakat menjadi faktor terbesar penyebab masih banyaknya desa yang belum ODF.
“Di dapil saya saja, di tiga Kecamatan paling tidak lebih dari 15 desa yang sudah ODF lainya belum, masih suka BAB sembarangan, baik di kolam mapu di sungai,” ujar Mustaqim.
Sejumlah wilayah yang terlintasi oleh sungai kerap ditemukan warga yang BAB di sungai maupun mereka yang membuang kotoran mereka langsung ke sungai, tanpa membuat septic tank.
Kondisi itu diperparah di sejumlah desa yang letaknya di wilayah perbukitan. Di mana masyarakatnya banyak yang budidaya ikan air tawar. Di desa-desa tersebut menurut Mustaqim, praktik BAB di kolam masih marak dijumpai.
“Padahal begitu tidak menyehatkanya mengkonsumsi ikan yang makan langsung dari kotoran kita,” ungkap dia.
Mustaqim kemudian meminta Dinas Kesehatan melalui Puskesmas di masing-masing Kecamatan untuk gencar melakukan edukasi kepada warga agar mau BAB di jamban. Masyarakat harus diedukasi dampak buruk BAB sembarangan dan pentingnya tidak BAB sembarangan.
“Sebenarnya masyarakat ini mampu untuk membangun jamban maupun membuat septick tank, namun mereka masih banyak yang abai dan kemudian tidak mementingkan dampak kesehatan. Jadi memang harus diedukasi,” tandas dia. (AL)