Sebuah jembatan di jalan alternatif menuju Provinsi Yogyakarta tepatnya di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, rusak berat dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Namun demikian, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak karena status jalan tersebut adalah jalan provinsi.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Purworejo, Tunaryo mengemukakan, sebenarnya di tahun 2022 renovasi jembatan Sedayu tiga itu sudah dianggarkan dari APBD Provinsi. Namun karena adanya pandemi Covid-19, sehingga anggaran itu terkena dampak refocusing. Pihaknya sebagai wakil masyarakat yang ada di Purworejo mendorong dibangunnya jalan sementara agar jalan arah ke Jogja atau sebaliknya itu bisa dilewati.
“Karena jalan jembatan itu betul-betul tidak bisa digunakan untuk roda 4 sedangkan untuk roda dua itu sudah sangat miris dan berbahaya sekali,” sebutnya.
Dijelaskan Tunaryo, pihaknya tetap mengupayakan perbaikan jembatan, akan tetapi karena itu anggaran dari Provinsi, maka pihaknya akan menganggarkan dana untuk pendampingan sementara agar akses tetap bisa dilalui kendaraan.
“Itu hanya untuk membuat atau memperbaiki jembatan yang penting bisa terlewati. Kita pastinya sebagai wakil rakyat mendorong untuk secepatnya pembangunan melalui dana pendampingan sementara bisa segera terealisasi dan saya optimis pada 2021 ini sudah diperbaiki walaupun belum secara penuh tapi minimal bisa dilewati untuk roda empat, agar jalur perkonomian dan pariwisata itu tetap bisa dilewati,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Sedayu, Ahmad Said mengungkapkan, jembatan Sedayu Tiga itu merupakan penghubung jalan alternatif antar Provinsi, yakni antara Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu jalan tersebut juga merupakan akses utama menuju tempat pariwisata Glamping D’Loano di bawah Badan Otorita Borobudur (BOB).
“Saat ini jembatan rusak berat dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, beberapa waktu lalu saat peningkatan jalan memang pernah ada perbaikan dengan mengunakan kayu glugu dari pohon kelapa tetapi tak selang lama ambrol lagi. Padahal jembatan ini adalah akses ekonomi masyarakat dan akses pariwisata,” katanya.
Diungkapkan Said, bahwa sekarang ini akses tersebut tidak bisa di lewati kendaraan roda 4, maka kendaraan roda 4 melewati jalan lingkar, padahal jalan lingkar tersebut hanya bisa di lewati satu mobil saja, dan jalan lingkar tersebut ada satu jembatan yang di bangun oleh Desa sekaligus kekuatannya juga kurang kuat jadi harus bergantian.
“Tentunya menjadikan sangat repot sekali dan kami sangat membutuhkan adanya jembatan sedayu tiga ini segera di bangun karena satu satunya jalur ekonomi dan jalur wisata serta jalur untuk semuanya,” ungkapnya.