Ajeng Dewi SH MH, seorang politisi perempuan yang lahir di Purworejo pada 30 September 1988, telah mengukir perjalanan karier politik yang mengesankan. Saat ini, ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purworejo untuk ketiga kalinya sejak 2014. Keberhasilannya terpilih kembali untuk periode ketiga ini bukanlah hal yang kebetulan. Itu adalah hasil dari komitmennya yang kuat terhadap daerah pemilihan (Dapil VI) yang meliputi Kecamatan Gebang, Loano, dan Bener, serta dedikasinya yang luar biasa dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Ajeng adalah seorang politisi muda yang tak hanya dikenal berparas cantik, cerdas dan berpendidikan tinggi, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Ia adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), yang tentu saja memberi pondasi yang kokoh untuk menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Meski di luar sana banyak tantangan bagi perempuan untuk terjun dalam dunia politik, Ajeng membuktikan bahwa perempuan bisa kuat dan mampu membawa perubahan.
Keputusan Ajeng untuk terjun ke dunia politik bukanlah hal yang tiba-tiba. Ia memahami betul masalah kemiskinan yang melanda sebagian besar masyarakat di daerahnya. Dengan kepedulian tersebut, ia merasa terpanggil untuk berbuat lebih banyak melalui jalur legislatif.
“Potensi daerah kita luar biasa. Ada banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Saya berkomitmen untuk memperjuangkan hal itu, agar masyarakat di Dapil VI bisa merasakan manfaatnya,” kata Ajeng saat ditemui di kantornya.
Namun, perjalanan politik Ajeng tak hanya sekadar berfokus pada pembangunan ekonomi. Dia juga melihat pentingnya pembangunan infrastruktur di daerahnya, terutama setelah munculnya proyek strategis nasional Bendungan Bener yang terletak di wilayah konstituennya. Bendungan yang sedang dibangun ini diyakini akan memberi dampak signifikan, baik dari segi irigasi pertanian, pasokan air bersih, hingga pariwisata yang berkembang.
“Masyarakat sudah sangat menantikan Bendungan Bener ini. Selain mengatasi masalah kekurangan air untuk pertanian, bendungan ini juga bisa menjadi sumber pendapatan baru lewat sektor pariwisata dan perikanan,” tambahnya.
Ajeng Dewi adalah sosok perempuan yang tidak hanya berdiri di atas panggung politik, tetapi juga bekerja keras di lapangan untuk mendengarkan langsung aspirasi rakyat. Melalui pendekatan yang humanis, ia selalu berusaha untuk mendekatkan diri dengan konstituen. Di tengah kesibukannya sebagai anggota DPRD, Ajeng tetap menjalankan perannya sebagai ibu dari dua orang anak, dengan didampingi suami tercinta, Wahyu Pribadi.
Berbicara tentang tantangan sebagai perempuan yang bekerja di dunia politik, Ajeng tidak menampik adanya stereotip yang kerap dihadapi. Namun, ia percaya bahwa perempuan harus bisa menunjukkan kekuatan dan kemampuannya untuk berkarya. “Perempuan harus kuat, harus bisa mengatasi tantangan dan memberikan kontribusi positif. Kami punya peran yang penting dalam membangun bangsa,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Kehidupan Ajeng di luar dunia politik pun tak kalah menarik. Hobi olahraga menjadi bagian dari rutinitasnya untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, serta sebagai cara untuk menyeimbangkan tekanan tugas politik yang kadang begitu berat. Ia mengungkapkan bahwa berolahraga memberinya semangat dan energi baru untuk menghadapi tantangan-tantangan berikutnya.
Dengan latar belakang pendidikan yang solid, pengalaman politik yang matang, serta dedikasi tinggi untuk daerah dan rakyatnya, Ajeng Dewi terus berkomitmen untuk membawa perubahan yang lebih baik. Keberhasilan yang ia raih hingga kini bukan hanya karena kerja keras, tetapi juga karena kecintaannya terhadap tanah kelahirannya dan tekadnya untuk memperjuangkan nasib rakyat yang lebih baik. Sederhana namun penuh makna, perjalanan Ajeng Dewi adalah bukti nyata bahwa perempuan bisa memainkan peran penting dalam perubahan sosial dan pembangunan daerah. (red)